Header Ads

Artikel Terbaru :
Loading...

Ibnu Mas'ud - Dzikir Menghitung Adzab

بســـم الله الــــــرحمن الـــــــرحيم 

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al Ahzab (33) : 36)

Puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga hidayahNya selalu menaungi kita. Perhatikan dan renungkanlah ayat quran yang dikutip di awal tulisan ini. Bagaimana Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan bahwa adalah sebuah ketidakpantasan bagi orang-orang beriman jika membuat pilihan-pilihan lain selain apa yang Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasulullah shollallahu 'alayhi wa sallam telah menetapkannya.

Berdzikir adalah ibadah yang begitu banyak faedah dan ganjaran yang diperoleh. Ketika Allah menetapkan melalui RasulNya mengenai tata cara berdzikir maka sepatutnya bagi orang-orang beriman mengamalkannya sesuai dengan ketetapan itu. Dan bukan dengan mengamalkan cara-cara berdzikir yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan Rasulullah shollallahu 'alayhi wa sallam.

Para sahabat-sahabat nabi mengamalkan dzikir dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu 'alayhi wa sallam dan mengingkari cara-cara berdzikir selain itu. 

Hal ini seperti atsar yang diriwiyatkan Imam Ad Darimy dari Hakam ibn Al Mubarak bahwa sahabat Abu Musa al Asy 'ariy melihat di masjid ada orang-orang yang berkumpul membentuk halaqoh-halaqoh, yang setiap halaqoh dipimpin oleh salah seorang dari mereka. Mereka berdzikir dan menghitung dzikir mereka dengan kerikil sembari dituntun oleh pemimpin halaqoh.

Abu Musa Al asy ariy menyampaikan hal ini pada Ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhuma,


رَأَيْتُ فِي الْمَسْجِدِ قَوْمًا حِلَقًا جُلُوْسًا يَنْتَظِرُوْنَ الصَّلَاةَ فِي كُلِّ حَلَقَةٍ رَجُلٌ، وَفِيْ أَيْدِيْهِمْ حَصًا، فَيَقُوْلُ : كَبِّرُوا مِئَةً، فَيُكَبِّرُوْنَ مِئَةً، فَيَقُوْلُ : هَلِّلُوا مِئَةً، فَيُهَلِّلُونَ مِئَةً، فَيَقُولُ : سَبِّحُوا مِئَةً، فَيُسَبِّحُونَ مِئَةً.

"Ada sekelompok orang di masjid, mereka duduk ber-halaqah sedang menunggu shalat. Setiap kelompok dipimpin oleh seseorang, sedang di tangan mereka terdapat kerikil. Lalu pimpinan halaqah tadi berkata : ‘Bertakbirlah seratus kali’, maka mereka pun bertakbir seratus kali. ‘Bertahlillah seratus kali’, maka mereka pun bertahlil seratus kali. ‘Bertasbihlah seratus kali’, maka mereka pun bertasbih seratus kali”."

Mengetahui hal ini Ibnu Mas'ud mengingkari apa yang dilakukannya oleh orang-orang tersebut. Ia memperingatkan mereka,


فَقَالَ : مَا هَذا الَّذِيْ أَرَاكُمْ تَصْنَعُوْنَ ؟ قَالُوا : يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَصًا نَعُدَّ بِهِ التَّكْبِيْرَ والتَّهْلِيلَ وَالتَّسْبِيْحَ. قَالَ : فَعُدُّوا سَيِّئَاتِكُمْ، فَأَنَا ضَامِنٌ أَنْ لَا يَضِيْعَ مِنْ حَسَنَاتِكُمْ شَيْءٌ

"Ibnu Mas’ud bertanya kepada mereka : “Benda apa yang kalian pergunakan ini ?”. Mereka menjawab : “Kerikil wahai Abu ‘Abdirrahman. Kami bertakbir, bertahlil, dan bertasbih dengan mempergunakannya”. Ibnu Mas’ud berkata : “Hitunglah kesalahan-kesalahan kalian, aku jamin kebaikan-kebaikan kalian tidak akan disia-siakan sedikitpun.."

Inilah sikap dari sahabat Ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhu, ia mengingkari apa yang dilakukan orang-orang tersebut karena amalan dari ibadah yang mereka lakukan tidak disandarkan dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu 'alayhi wa sallam. Ibnu Mas'ud melanjutkan peringatannya pada halaqoh-halaqoh ini,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّكُمْ لَعَلَى مِلَّةٍ هِيَ أَهْدَى مِنْ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ مُفْتَتِحُو بَابِ ضَلَالَةٍ

"Ibnu Mas'ud berkata: 'Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya ! Apakah kalian merasa berada di atas agama yang lebih benar daripada agama Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ataukah kalian akan menjadi pembuka pintu kesesatan'."

Semakin jelas pandangan Ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhu terhadap orang-orang yang melakukan dzikir tersebut, yang cara-cara tidak seperti apa yang ditetapkan oleh Rasulullah shollallahu alayhi wa sallam, yakni diumpakan bahwa mereka telah membuat syariat (agama) di luar syariat nabi Muhammad shollallahu 'alayhi wa sallam.

Dan masih di atsar yang sama yang diriwayatkan oleh Imam Ad Darimy mari kita perhatikan lagi alasan orang-orang dalam halaqoh-halaqoh ini mengamalkan dzikir dengan cara demikian. Dan bagaimana pula jawaban Ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhu menanggapi alasan mereka.

قَالُوا : وَاللهِ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، مَا أَرَدْنَا إِلَّا الْخَيْرَ. قَالَ : وَكَمْ مِنْ مُرِيْدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ تُصِيْبَهُ، إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنَا أَنَّ قَوْمًا يَقْرَؤُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، وَايْمُ اللهِ مَا أَدْرِيْ لَعَلَّ أَكْتَرَهُمْ مِنْكُمْ

Mereka menjawab : “Wahai Abu ‘Abdirrahman, kami tidaklah menghendaki kecuali kebaikan”. Ibnu Mas’ud menjawab : “Betapa banyak orang yang menghendaki kebaikan namun ia tidak mendapatkannya. Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada kami : ‘Akan ada segolongan orang yang membaca Al-Qur’an, namun apa yang dibacanya itu tidak melewati kerongkongannya’. Demi Allah, aku tidak tahu, boleh jadi kebanyakan dari mereka adalah sebagian di antara kalian”.

Demikian jelas bagaimana sahabat seperti Ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhu yang termasuk dalam genarasi terbaik salafush sholih mengingkari apa-apa amalan yang tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah shollallahu 'alayhi wa sallam.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu memberikan kita hidayahNya sehingga seluruh amal ibadah yang kita amalkan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shollallahu 'alayhi wa sallam dan amalan-amalan yang dilakukan para sahabat rodhiyallahu 'anhum ajma'in. Amiiiin ya Rabb...

Wallahu a'lam

Referensi: 
  1. QS. Al Ahzab (33) :36
  2. HR Ad Darimy no. 210 (diriwayatkan dari Hakam ibn Al Mubarak, dari Amr ibn Yahya, dari ayahnya, dari kakeknya Amr ibn Salamah)

1 komentar:

  1. Ketika memahami dalil tanpa tahu asbabun nuzul, tanpa tahu tafsir, maka sudah sesat ditambah sesat. Begitulah kiranya apabila web ini dijadikan rujukan. Bahkan hadits yg dho'if pun dishohihkan untuk membenarkan doktrin khiwarij yg merasa dirinya lebih baik dari golongan lain.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.